Kamu, Namamu dan Cahaya Itu


Aku hanya berani memandangimu dari kejauhan, memperhatikanmu dalam keramaian,  dan mendoa’kanmu dalam kesendirian. Hanya itu, hanya itu yang dapat aku lakukan saat itu.

Aku yakin saat itu waktu sedang bersahabat denganku aku bersyukur dapat mengenalmu hingga rasanya hati ini tak mengenal rasa kesedihan.

Aku berharap ini suatu takdir yang bukan suatu kebetulan semata saat mengenalmu banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi ditempat-tempat yang tak pernah terduga adanya kamu sehingga waktu yang mempertemukannya. Saat itu pula hati ini, jantung ini berdebar begitu cepat dan saat itupun aku merasa tidak tahu apa yang harus kulakukan saat itu?

Hasrat apa ini? Aku tak pernah mengerti hingga semua terasa menjadi baru, hati ini menjadi damai dan kebahagiaan yang selalu kurasakan. Kehadiranmu membawa kabar gembira saat kemarin hati ini telah hancur tak tahu arah.

Namamu tak sekadar arti dari cahaya, wajahmu yang selalu memancarkan kehangatan bak matahari yang membakar kegelisahan hati ini, senyummu bak bulan yang mampu menerangi kegelapan kesunyianku dimalam hari dalam penantian panjang, mimpi yang telah usang. Kamu hadir menjadikannya hidupku kembali, menjadikannya hidupku lebih hidup dan jauh lebih hidup, kamu menjadikannya kekuatan, menjadikannya inspirasi, menjadikannya semangat dikala aku jatuh, dikala aku berdiri dan disaat aku merasa sendiri kesepian.

Mungkin aku tak bisa berbuat apa-apa saat aku lebih dalam mengenalmu yang dapat aku lakukan hanyalah aku ingin menyayangi dan mencintaimu untuk kemarin, kini, esok, seterusnya dan selamanya saat kamu mulai membuka mata untuk beranjak bangun dari mimpi indahmu sampai menjelang tidur terlelap dalam senyummu.

Aku tahu... aku tidak akan pernah menjadi kisah  terindah yang dulu pernah kamu dapatkan dari kisahmu yang lain. Tapi percayalah... aku selalu berusaha menjadikannya lebih dari itu dengan cara aku dengan cara yang berbeda.

Kamu harus tahu... meski aku tidak mahir untuk membuatmu bahagia, tapi percayalah... aku ingin membuatmu selalu tersenyum dan takkan pernah membuatmu menangis.

Aku tahu... Kamu tahu... bahwa jantung ini tak selamanya berdetak. Tapi jika Tuhan mengijinkan aku, aku ingin mencintaimu dengan ketulusan selama jantung ini masih dapat berdetak.

Namun... Kita tak pernah tahu... Jika suatu saat bintang itu redup dan berhenti bersinar itu karna cahayamu yang menghentikan pancaran sinarnya dan Jika bintang itu selalu terang dan bersinar kamu harus tahu itu jua karena cahayamu yang selalu memancarkan sinarnya.
Dan aku selalu berharap... Kamu, Namamu dan Cahaya itu selalu menyatu untuk setia memancarkan sinarnya terhadap bintang yang gelap itu.

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih bagi yang telah membaca blog saya dan terimakasih bagi yang sudah meninggalkan komentar atau pesan dan saran yang bermanfaat.