Setiap manusia mempunyai rasa takut yang terkadang membuat seseorang menjadi egois akan hal yang ditakuti, baik itu takut kecewa, takut jatuh bahkan takut untuk mati didalam hidup.
Takut dapat terjadi kepada setiap manusia yang berkurangnya
akan keyakinan atau tidak merasa yakin terhadap diri-sendiri, orang lain,
terutama terhadap apa yang sedang dijalani dan apa yang harus dilakukan dan
semua itu terdapat pula perbedaan persepsi yang tergantung indikatornya
masing-masing, misalnya tentang teka-teki cinta “ini sedikit curhat”.
Terkadang ia tidak pandai menguasai rasa takut, tidak pandai
melawan rasa takut karena satu hal, satu hal dari beribu pengalaman yang pernah
dialami oleh setiap individu. Pengalaman karena pernah merasa sangat mencintai,
pernah merasa sangat tersakiti, rasa kecewa yang teramat dalam sehingga bayang-bayang
itu selalu menghantui fikiran seseorang untuk bangun, melangkah, berdiri,
berlari dan maju sekencang-kencangnya menggapai cinta sejati nan haqiqi (sedikit
berat kata-katanya).
Dulu... aku banyak belajar dari pengalaman, pengalaman yang
membuat aku merasa sangat mencintai seseorang, pengalaman yang membuat aku
merasa sangat tersakiti seseorang, jatuh tertimpah tangga terinjak paku dan
tertabrak motor lalu terkapar dan ayan ! (perumpamaan yang malang...)
Manusiawi... saat kemarinpun aku mengalami hal serupa, hal
serupa yang membuat aku takut mencintai, hal serupa yang membuat aku takut
tersakiti, dan hal serupa yang paling aku takutkan adalah kehilangan, kehilangan
semua tentangmu tentang manis pahit kehidupan bersamamu yang pernah aku
dapatkan.
Saat ini... aku yakin, sangat yakin akan apa yang aku jalani
dan apa yang harus aku lakukan. Trimakasih karena dirimu yang mengajarkan aku
harus bangkit, mengajarkan aku pribadi yang lebih kuat, mengajarkan aku berani
melewati sebagian hidup ini, melangkah kedepan untuk maju.
Aku pastikan saat ini, esok dan seterusnya aku tidak akan
pernah takut untuk mencintai dan kehilanganmu. Karena satu hal yang paling
utama adalah Aku tidak ingin buta akan cinta, ketika perasaan selalu mengoyak
logika dan keyakinanku. Aku yakin karena “Sang Pemilik Cinta” yang telah
menganugrahkan cinta yang suci, tulus serta ikhlas yang tidak akan pernah ada
tandingannya dan menitipkannya kepada setiap manusia.
Aku bersyukur karena “Sang Pemilik Cinta” telah menciptakan
seseorang seperti dirimu yang pantas aku titipkan sebagian cinta itu kepadamu
untuk selalu kau jaga.
Aku tulus, aku ikhlas jika esok kita diciptakan untuk selalu
menulis, membaca, bercerita dan memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan
atau memang kita diciptakan hanya untuk secerca mimpi dan harapan dalam sebuah
sejarah singkat yang gugur dimedan perang.
0 comments: