0

Legenda Es Buah

Kemarin, tepatnya waktu malam minggu gua lagi uring-uringan dikamar dengan pikiran yang kata anak zaman sekarang disebut galau (garuk selaw) hehe nggak... becanda. Galaunya sih cuma karna masalah sepele, masalah kebanyakan pacar, ribet men punya pacar banyak mending punya pacar satu, satu disini, satu disana, satu disitu, satu di...mana-mana. Oke abaikan.

Ini bukan topik yang pengen gua tulis apalagi gua pacarin, iya tahu sendirilah topik itukan cowok. Disaat batin gua yang mencekam karna mikirin pacar-pacar orang tiba-tiba paman dan bibi gua ngetok pintu kamar bibi gua, tok...tok...tok... kira-kira begitulah nadanya (sambil putar backsound film annabelle) dan mereka masuk tanpa membuka pintu, rumah tetangga. Kok jadinya kayak cerita horor yah. Hadeeeh...
Okeh paman dan bibi gua sebenernya minta bantuan gua buat bukain pintu kamar gua, soalnya nggak bisa dibuka dari luar, luar negri. Padahal pintunya nggak ada. Oh... paman dan bbi gua yang malang!
Kok malah jauh dari pembahasan yah...
Okeh ini serius!
Padahal gua nggak suka serius gua suka kangen band (digebukin sekeluarga).
Okeh ini seriusnya beneran.
Sebenernya disaat itu adik sepupu gua kabur dari rumah gara-gara habis dimarahin, paman dan bibi gua cemas dan mereka minta tolong gua untuk mencari keberadaan sepupu gua itu. pada saat paman dan bibi gua panik gua juga ikut panik sampai gua lupa pakai celana dalam diluar. Dan gua bergegas mencari sepupu gua dan meninggalkan kasur yang tak berdaya saat itu dengan menggunakan sepeda motor supra serasa ninja. Gimana nggak kayak ninja sekali starter satu liter, minyak tanah. Gua mencari disegala penjuru mulai dari lemari baju sampai lemari besi yang ada di bank. Gua udah nyari di tempat-tempat teman-teman terdekatnya tinggal, sambil terus mencari informasi dari teman-temannya. “Dimanakah keberadaannya saat ini?”. (Seru suara batinku yang paling dalam bahkan dalamnya sumurpun tak dapat mengalahkannya).

Dan nggak kerasa waktu menunjukkan pukul 21.00 padahal sebelumnya masih pukul 20.59 (wktu yang cepat berlalu). Akhirnya gua memutuskan untuk pulang dengan tangan hampa. Kemudian nyanyi Ungu, “Pernahkah kau merasa tanganmu hampa?!”.

Setelah gua sampai dirumah gua bilang ke keluarga gua bahwa gua belum menemukan keberadaan sepupu gua, keluarga guapun sedih terutama bibi gua. “Ibu mana yang tak sedih bila berada diposisinya saat itu”.
Guapun ikut sedih, gua lari kepojokan sambil kayang kemudian salto lalu nabrak tembok, mimisan, dan guapun tambah sedih. Dan dengan kebetulan tiba-tiba *cling* Mustova dan Nufal muncul didepan mata gua, gua pikir malaikat pencabut nyawa yang ingin nyabut nyawa gua ternyata bukan, ternyata mereka adalah teman gua yang keren-keren dan sedikit peak, banget. Entah dari mana asal kedatangan mereka datngpun tanpa diundang, biasalah mereka jomblo sejati yang mungkin habis mencari mangsa atau memang mereka habis pacaran? *Okeh abaikan mereka berdua dulu* *Kemudian disambit mereka berdua*.

Akhirnya gua memutuskan kembali untuk mencari keberadaan sepupu gua dengan mereka berdua ditempat-tempat nongkrong anak-anak muda dan berharap dapat menemukannya, sampai tengah malam kita belum juga menemukan sepupu gua. Kemudian pulang dan memutuskan untuk mencarinya esok hari.

Tiba-tiba matahari muncul dari ufuk barat *kemudian kiamat*. Okeh itu terlalu lebay...
Oiyah semalam mereka berdua menginap dirumah gua, seperti biasa kita bangun pagi hari banget sekitar pukul 10.00 itu paginya kita, pagi yang kesiangan bukan pagi kesayangan karena memang nggak ada yang sayang dan disayang. “Halah” kita memnag sengaja bangunnya kesiangan soalnya semalam habis makan ayam, jadi ayamnya nggak bisa matok rejeki kita. Disaat kita mengumpulkan nyawa masing-masing, kemudian mandi, gosok gigi, samphoan, hairdyer, sarapan dan ngopi dilakukan sekaligus. “Cowok keren itu dapat melakukan segala hal sekaligus”.

Singkat cerita, paman gua mendapat informasi dari temen sepupu guabahwa sepupu gua ada dirumah temen sepupu gua. Dengan sigap, siaga dan semangat yang membara gua, mus dan nufal melakukan ritual yang nggak jelas itu, kita bertiga meninggalkan istanahku untuk mencari sepupu gua. Pukul 11.00 pun tiba, dimana terik matahari memancarkan panasnya disetiap sudut-sudut bumi. Namun panasanya matahari tak sepanas mata saat melihat pacar bercumbu mesrah dengan mantanku! Oh, hidup...
Setelah sampai dirumah teman sepupu gua yang katanya ada tapi ternyata tak ada. Katanya sih... sepupu gua udah balik kerumah. Alhamdulillah syukur kalo gitu...

Tapi kita bertiga nggak langsung pulang, kita memutuskan untuk piknik sejenak. Siang itu matahari semakin panas tapi tetap nggak sepanas cabe-cabean yang naik motor boncengan bertiga terus dibakar. Kita piknik tanpa direncanakan, kita bertiga berjalan kaki mengelililingi perkampungan layaknya bule-bule masuk kampung. Yaelah bule...
Semakin kita berjalan tenggorokan semakin terasa kering kerontang, mata kami mencari-cari setiap sudut-sudut perkampungan itu dengan harapan dapat menemukan penjual es. Setelah pencarian panjang kita bertiga akhitnya ketemu juga, penjual minyak tanah. Okeh kita mencari lagi, dengan mengelilingi perkampungan itu dengan penuh harapan dapat menemukan penjual es yang kita butuhkan saat itu. Alhamdulillah ketemu juga penjual es itu yang ternyata penjual es itu bersebelahan dengan penjual minyak tanah, nggak nunggu lama kita langsung menghampiri penjual minyak tanah yang kebetulan dia juga penjual es itu. karena tenggorokan kita yang semakin  membutuhkan kesegaran kami memutuskan untuk membeli bakso dulu yang kebetulan lagi yang jual adalah penjual yang sama. Penjual minyak tanah, penjual es, dan penjual bakso. “Dia memang seorang penjual yang hebat yang tahu apa yang sedang kita butuhkan”. Setelah kita bertiga makan bakso satu mangkok kecil yang ternyata itu kobokan kita mendadak haus, akhirnya kita memutuskan untuk minum, minyak tanah. Okeh bercanda...
Gua dan kedua teman gua yang keren-keren dan sedikit peak itu melakukan percakapan dengan seorang ibu penjual tersebut.
Gua              : Bu... berapaan?
Ibu warung  : apanya yang berapaan?
Gua              : minyak tanahnya?
Ibu warung  : . . . ???
Gua              : eh, maaf bu saya khilaf, maksud saya esnya berapaan?
Ibu warung  : nggak mahal kok dek Cuma 25ribu aja perbalok (dikira es balok apa?)
Gua              : jual es apa aja bu?
Ibu warung  : ada es campur sama es buah dek. Oiyah ada satu lagi, es apa yah dek?
                     (itu nama es).
Gua              : Hemm... (menghembuskan nafas tak beraturan).
                     Okeh saya mau es campurnya bu.
Ibu warung  : Iya dek, itu temen kamu yang berdua minta es apa dek?
Nufal           : Saya mau beli bu, bukan mau minta. Saya mau es buahnya bu...
Mustova       : Saya juga nggak minta bu, saya mau beli.. Saya juga mau es buahnya
                     bu...
Ibu warung  : ....” Okeh dek. Siap laksanakan.

Setelah gua dapat es campur pesanan gua nggak nunggu lama langsung gua minum sampai yang tersisa hanya puing-puing es batu. Siang itu tenggorokan terasa segar, kayak musafir yang ditengah-tengah padang pasir yang baru nemuin air.
Nufalpun mendapatkan es buah yang sudah dipesannya tapi ekspresi wajahnya nggak kayak waktu gua dapat es campur itu. nufal seperti terharu atau entah apa atau meratapi nasibyang buruk waktu siang itu, karena bayangan kita menganggap bahwa es buah itu adalah es yang dicampur dengan buah-buahan segar ditambah gula dan susu.
Gua sama mus pun nggak bisa nahan ketawa setelah melihat bentuk es buah itu. HAHAHAHAHA begitulah nada suara serentak sepontan yang keluar dari mulut gua sama mus. Akhirnya mus pun mengganti pesanan es buah itu dengan es campur. Ketawapun tak kunjung redah, must pun mendapat kebahagiaannya...
Kurang lebih pikul 12.30 kita memutuskan untuk pulang yang sepanjang perjalanan dihabiskan dengan ketawa dan ditambah dengan ekspresi wajah nufal yang lucu tak berdaya. Oh, nasib... (seru suara nufal yang tak berdaya).

Es buah yang didapat oleh nufal kayak gini...
Buah mangga yang dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan rebusan gula putih ditambah es batu dan air.


Cerita ini gua tulis berdasarkan pengalaman kita bertiga yang konon menurut kita ini adalah cerita yang berkesan, menyenangkan, mengejutkan dan mengenaskan.

Penulis Amatir : Adji Ubaidillah Mahdi
Editor Amatir : Mustova Achmad

0

Bersyukur itu Nikmat



Banyak keinginan dan harapan yang belum pernah kita capai,
Banyak orang yang tidak mampu untuk mengatasi hal ini.

Lantas apa yang harus kita lakukan?
Siapa yang kita salahkan?

Pantaskah kita menyalahkan orang lain, sementara kita tak mampu mengukur kesalahan yang ada pada diri sendiri?

Pantaskah kita menyalahkan Tuhan, sementara apa yang sudah kita berikan untuk-Nya?

Jika  semua dikembalikan kepada Tuhan, maka tak ada satupun yang dapat kau lakukan.

Banyak orang yang hanya bisa menyalahkan orang lain tanpa harus mengintropeksi diri. Setiap kejadian yang baik yakinlah datang tidak lain dari Tuhan, kita hanya melakukan sesuai procedure awal yang baik dan setiap kejadian yang buruk itu hanya datang dari diri sendiri.

Hidup bukan tentang keluhan apa yang didapat ataupun yang tidak didapat melainkan rasa bersyukur atas itu. Keluhan atas kekurangan dan kelebihan hanya dapat dikalahkan oleh kesadaran diri dan rasa bersyukur. Karna sejatinya rasa bersyukur adalah nikmat yang tak pernah tertandingi oleh nikmat apapun.